Mail Us at : sales@kitomaindonesia.com | Call Us 021 2851 8059

4 level dalam memprogram PLC

 

Setelah sebelumnya artikel tentang instruksi-instruksi dasar PLC, sekarang dilanjutkan dengan "4 level dalam memprogram PLC".


Seorang programmer PLC pasti mempunyai cara yang berbeda-beda untuk memprogram PLC yang menurut dia yang paling baik dan enak. Baik itu memudahkan dalam proses edit, program terstruktur, enak dilihat, dan sebisa mungkin memperkecil tingkat kesalahan. Apa yang akan saya ceritakan sedikit kali ini sebenarnya merupakan pengalaman saya dalam mengerjakan beberapa project automation system. Sebagian besar project yang saya kerjakan juga lebih banyak ke “plant process” dan menggunakan banyak sekali input dan output baik itu analog maupun digital ( > 500 IO).

Biasanya dalam memprogram PLC suatu plant automation, saya bagi kedalam 4 level :

1. Level Master Sequence
Level yang paling tertinggi dan merupakan supervisory untuk memanggil semua level dibawahnya, merupakan bagian utama dari proses yang akan dibuat dalam plant tersebut. Master sequence juga merupakan interface bagi operator untuk mengoperasikan plantnya, dari sini bisa terlihat status apa yang sedang terjadi di sequence tersebut, apakah lagi “run”, ”stopped”, “stopping”, “hold”, “aborting”, dsb. Selain itu juga merupakan tempat dimana parameter yang berhubungan dengan proses diletakkan.

2. Level Unit
Level dimana logika pemrogramannya diletakkan, baik itu merupakan delay time dari proses, aktivasi dari equipment yang digunakan, interlock list untuk equipment, kontrol PID, serta enable/disable dari proses. Suatu master sequence harus memiliki minimal 1 atau lebih unit. Pembagian unit disini tergantung si programmer sendiri, apakah memilah milah unit sampai sekecil atau sedetail mungkin, ataukah lebih menyederhanakan unit pada satu proses, hanya saja disini dituntut konsistensi dari si programmer dalam memilah milah unit.

3. Level Equipment
Merupakan objek objek dari equipment yang ada. Misalnya seperti : Valve, Motor, Analog Input, Control Valve, Digital Input, dsb. Setiap equipment tersebut memiliki cara kerja atau fungsi yang tersendiri yang kita jabarkan dalam suatu bahasa pemrograman. Objek objek disini juga harus menyediakan interface dengan unit level yang mengaktifkan equipment level tersebut.

4. Level Field
Pada level ini adanya proses “map” dari equipment level ke field level atau address dari input dan output yang terhubung ke modul input output PLC. Secara pemrograman 3 level diatas semuanya beroperasi dengan memory internal (dalam S7 biasanya saya menggunakan data block). Hal itu memudahkan apabila adanya perubahan pada wiring, sehingga cukup merubah di level ini tanpa mengutak atik di level level sebelumnya atau bahkan sampai merubah tag SCADA/HMI.

 

sumber : toekangplc.com